Tembok raksasa di China boleh
saja terkenal menjadi salah satu keajaiban dunia, namun Indonesia patut
berbangga hati nih, Criters. Karena ternyata negara kita ini juga
memiliki Tembok Raksasa yang disebut-sebut menyerupai tembok di China. Yap, ditemukan suatu bangunan bernama 'Janjang Seribu'
(Tangga Seribu) yang jika diperhatikan dengan seksama bentuknya sangat
menyerupai Tembok China. Hanya saja, Janjang Seribu yang terletak di kota Bukittinggi ini terlihat lebih curam, lebih pendek dan tidak selebar Tembok China yang sesungguhnya.
Sebenarnya bangunan Janjang Seribu ini
sempat kehilangan pamornya akibat tak terurus usai gempa yang melanda
kota Bukittinggi beberapa tahun lalu. Menyadari akan pentingnya wujud
Janjang Seribu bagi objek wisata kota, maka kali ini Janjang Saribu (Tangga Seribu) pun tampil dengan wajah baru ala Tembok Raksasa China. Peresmian janjang inipun baru saja dilakukan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring yang disebut-sebut juga sebagai pemberi dana. Tak heran, sebab Bapak Tifatul sendiri merupakan putra asli kota Bukittinggi.
Untuk detailnya, bangunan Janjang Seribu
memiliki lebar 2 meter di mana pada sisi kiri dan kanan Janjang Saribu
memiliki panjang 780 meter dan dibangun pagar beton setinggi 1 meter.
Tak ayal, pemandangan ini semakin memperkuat kesan Tembok China yang
megah dan sarat akan nilai sejarah. Eitss, jangan salah. Karena Janjang
Seribu juga sarat akan makna sejarah layaknya tembok raksasa di China.
Menurut Saiful (82), salah seorang
sesepuh di Koto Gadang Agam, Janjang Saribu ini telah ada semenjak
dirinya lahir, yakni sekitar 82 tahun yang lalu. Meskipun disebut
Janjang Seribu (Tangga Seribu), pada dasarnya warga sekitar juga tak
pernah menghitung secara langsung jumlah dari anak tangga tersebut. Yang
menarik, Janjang Saribu ini kabarnya telah dibangun sejak zaman
penjajahan Belanda dan dibangun secara bergotong royong. Tidak hanya
itu, dulunya kawasan ini dipergunakan oleh warga Koto Gadang dan
sekitarnya sebagai jalan pintas untuk ke Sungai Ngarai Sianok dan ke
pusat Kota Bukittinggi.
Bagi Criters yang biasa mendaki dan
berjalan jauh, dibutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit untuk sampai
ke puncak. Namun, bagi yang nggak biasa dan jarang berolahraga, rasanya
dibutuhkan waktu hingga 30 menit lebih untuk benar-benar sampai ke
puncaknya. Jadi, tak jarang pula kawasan ini dijadikan sebagai tempat
dilangsungkannya aktivitas olahraga, rekreasi, hangout, serta berbagai
aktivitas santai yang menarik lainnya. Dan dengan kehadiran wajah baru
dari Janjang Saribu ini, maka secara otomatis diharapkan pula agar para
pengunjung dan wisatawan di Kota Bukittinggi dapat terus meningkat
setiap tahunnya. Jadi, kapan lagi bisa melihat Tembok China dari dekat?